Ensiklopedia Islam
Advertisement
Wikipedia-logo-id
Wikipedia memiliki artikel
ensiklopedia mengenai:

Al-Qur'an[]

Al-Qur'an diturunkan pada hari Kamis[]

Dari Abu Qatadah, ia berkata, "Wahai Rasulullah! Bagaimana pandanganmu tentang puasa hari Senin dan hari Kamis?" Beliau bersabda, "Saat aku dilahirkan dan saat Al-Qur'an diturunkan kepadaku."[1]

Al-Qur'an diturunkan pada Malam Qadar bulan Ramadhan[]

Ha Mim. Demi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas, sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.[2]
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.[3]
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.[4]

Keutamaan rumah yang dibacakan Al-Qur'an[]

Dari Aisyah, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau telah bersabda, "Jadikanlah sebagian shalatmu itu di rumah dan jangan menjadikannya kuburan untukmu sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani membuat kuburan di rumah mereka. Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibaca Al-Qur'an akan terlihat oleh penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang oleh penduduk bumi."[5]

Bersiwak sebelum membaca Al-Qur'an[]

Doa setelah membaca Al-Qur'an[]

Dari Aisyah, ia berkata, "Tidaklah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam duduk di suatu majlis, tidak pula membaca Al-Qur'an, dan tidak pula mengerjakan shalat, melainkan menutupnya dengan beberapa kalimat." Aisyah berkata: Akupun mengatakan, "Wahai Rasulullah! Aku melihatmu tidak duduk di suatu majlis, tidak pula membaca Al-Qur'an, dan tidak pula mengerjakan shalat, kecuali menutupnya dengan kalimat tersebut." Beliau menjawab, "Ya. Barangsiapa mengucapkan kebaikan, ia adalah segel yang menutup kebaikan itu. Dan barangsiapa mengucapkan keburukan, maka kalimat itu sebagai tebusannya: Subhānaka, wa bihamdika, lā ilāha illā anta, astaghfiruka wa atūbu ilaika (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Mu, tidak ada sesembahan selain Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu)."[6]

Catatan[]

  1. Shahih. HR. Muslim (1977) dan Abu Dawud (2071). Shahih Abi Dawud (2097).
  2. QS. Ad-Dukhan, 44:13.
  3. QS. Al-Qadr, 97:1.
  4. QS. Al-Baqarah, 2:185.
  5. Isnadnya jayyid. HR. Dzahabi dalam as-Siyar (395). Silsilah Hadits Shahih (3112).
  6. HR. Nasai dalam Sunan al-Kubra (10067) dan Thabarani dalam ad-Du'a (1912). Ash-Shahihah (3164).
Advertisement